Ku pandangi suasana luar malam ini. Sendu. Dari senja hujan belum berhenti bercerita. Begitu sendu.. Ingin ku terobos kisahnya, memaknai dari setiap rintikannya. Biar rintikan itu jatuh membasahi wajah hingga ku maknai setiap kesenduan alurnya. Namun, angin menahanku untuk terdiam dalam naungan malamku. Biarlah.. Hujan akan terus bercerita dan kau akan bertahan disini untuk mendengar gulananya... Dengarkan saja... Suara angin menahanku dengan pasti, meninggalkan sedikit tanya dan kebingungan dalam benakku.
Ku pandangi kembali suasanan luar malam ini dalam cerita hujan yang sendu. Ku dapati bayangan diri berputar-putar dalam keangkuhan, kesombongan, keegoisan, kekecewaan dan kemarahan. Tampak kuyup. Kata orang kalau tak ingin basah kuyup jangan main hujan.. Mengertikah aku saat itu?
Ku pandangi kembali bayangan diri yang kuyup dalam cerita hujan yang sendu. Kenapa kau rela membasahi dirimu dengan air hujan yang kau tau tak kan membuatmu merasa nyaman? Sedikit terkesima aku memahaminya. Terkadang tekad tak semudah mengucapkannya. Ia larut dalam perlakuan yang telah terbiasa ada di dalam diri. Terlupakan dalam arus yang mendorong diri. Hingga dorongan itu membawanya ke tengah-tengah hujanan keburukan yang di lontarkan banyak orang...
Lama ku pandangi hujan dalam ceritanya. Kenapa ia sendu? Karena bayangan itu kah? Bisa kah aku mengerti saat ini..?
Tidak.. Aku tidak mengerti. Aku mungkin telah banyak salah menapaki hari, salah mengatur langkah. Hari-hari yang sendu mungkin tercipta karena diri yang sering lalai dan di perdaya. Kekecewaan yang menyeliputi merubah tekad dan menyurutkan semangat. Terlalu lama kah aku merenungi ini semua? Karena itu kah aku pergi dan menghilang..?
Maka saksikanlah aku kembali dan berseri...
Dalam desauan angin, ketika hujan masih belum berhenti bercerita...
***
0 komentar:
Posting Komentar